Skip to main content

Inkompatibilitas Dalam Sediaan Serbuk

Salah satu permasalahan dalam pembuatan pulvis dan pulveres adalah kompatibiltas. Pemahaman inkompatibilitas merupakan dasar bagi skrining farmasetis dalam resep. Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua reaksi atau lebih antara obat-obatan yang menimbulkan ketidakcocokan atau ketidak sesuaian.

Inkompatibilitas terbagi atas dua yaitu :
1. Inkompatibilitas fisika : adalah terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada percampuran obat dua atau lebih tanpa ada perubahan susunan partikelnya. 

Beberapa contoh inkompatibilitas fisika yaitu :

a. Tidak dapat larut (serbuk dalam cairan atau cairan dalam cairan) : golongan sulfur sukar larut dalam air sehingga akan mengendap, minyak ikan tidak dapat campur dengan air.
b. Peristiwa adsorbsi : ekstrak belladon dengan bolus alba
c. Meleleh atau menjadi lembab (liquifaction) karena adanya penurunan titik lebur, penurunan tekanan uap relatif atau bebasnya air hablur : menthol dicampur camphor akan menyebabkan penurunan titik lebur sehingga serbuk menjadi lembek. Kalii bromida dan Natrii iodida akan menyebabkan penurunan tekanan uap relatif sehingga campuran serbuk menjadi basah. Campuran
Magnesii sulfat dan Natrii sulfat akan membentuk garam rangkap dengan bebasnya air hablur dari magnesii dan natrii sulfat.

2. Inkompatibilitas kimia : adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena timbulnya reaksi-reaksi kimia pada waktu mencampurkan bahan-bahan obat.
a. Terbentuknya endapan yang tidak larut (senyawa baru) :
b. Kekeruhan
c. Terurainya obat
d. Reaksi asam basa
e. Reaksi oksidasi-reduksi : adrenalin jika terkena cahaya menjadi adrenokrom (berwarna merah) sehingga ampul adrenalin harus kedap cahaya/dibungkus kertas karbon
f. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
g. Tidak tercampurnya dengan sediaan galenika
h. Perubahan stabilitas dalam larutan : rusaknya sistem emulsi pada
krim dengan penambahan asam salisilat  hidrolisis
i. Timbulnya gas

Comments

Popular posts from this blog

Pelayanan Resep Narkotika Dan Psikotropika

Salah satu pelayanan resep yang membutuhkan perhatian khusus yaitu resep narkotika dan psikotropika. Syarat dan penanganan resep narkotika yaitu : 1. Resep harus diskrining terlebih dahulu a. Harus resep asli (bukan copy resep) b. Ada nama penderita dan alamat lengkapnya yang jelas c. Tidak boleh ada tulisan „iter. yang artinya dapat diulang d. Aturan pakai yang jelas dan tidak boleh ada tulisan u.c (usus cognitus) yang artinya cara pakai diketahui 2. Obat narkotika di dalam resep diberi garis bawah tinta merah 3. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh diulang, tetapi harus dibuat resep baru 4. Resep yang mengandung narkotika harus disimpan terpisah dari resep yang lain 5. Jika pasien hanya meminta ½ obat narkotika yang diresepkan, maka diperbolehkan untuk dibuatkan copy resep bagi pasien tersebut, tetapi copy resep tersebut hanya dapat ditebus kembali di apotek tersebut yang menyimpan resep aslinya, tidak bisa di apotek lain. 6. Jika pasien sedang berada di luar kota, maka cop...

BAHASA LATIN DALAM ILMU FARMASI DAN KEDOKTERAN

Sebelum menuliskan resep bagi dokter dan sebelum meracik obat bagi apoteker sangatlah perlu mempelajari bahasa latin. Bahasa latin adalah bahasa universal dan merupakan bahasa para ahli kesehatan. Alasan penggunaan bahasa latin dalam resep : 1. Bahasa latin merupakan bahasa internasional dalam ilmu medis (kedokteran dan farmasi) 2. Bahasa latin merupakan bahasa yang mati, artinya tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari sehingga tidak berkembang dengan pembentukan kosa kata baru 3. Dengan menggunakan bahasa latin tidak akan terjadi dualisme pengertian bahan/zat yang dimaksud dalam resep 4. Menjaga kerahasiaan dalam hal tertentu karena faktor psikologis pada penderita yang sebaiknya tidak perlu mengetahui bahan obat apa yang diberikan kepadanya   Berikut ini Daftar Singkatan Latin dan terjemahnnya yang umumnya ada dalam resep obat: A a, aa = tiap-tiap accur. = seksama add. = tambahkan ad. us. ext. (ad usum externum) = dalam pemakaian luar ...

Penyimpanan dan Pemusnahan Resep Obat di Farmasi

PENYIMPANAN RESEP OBAT Resep obat harus disimpan dengan baik dengan prosedur berikut: 1. Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai nomor resep 2. Resep yang berisi narkotika dipisahkan atau digaris bawah dengan tinta merah 3. Resep yang berisi psikotropika digaris bawah dengan tinta biru 4. Resep dibendel sesuai dengan kelompoknya 5. Bendel resep ditulis tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca dan disimpan di tempat yang telah ditentukan 6. Penyimpanan bendel resep dilakukan secara berurutan dan teratur sehingga memudahkan untuk penelusuran 7. Resep yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus dikembalikan pada bendel semula tanpa merubah urutan 8. Resep yang telah disimpan selama lebih dari tiga tahun dapat dimusnahkan sesuai tata cara pemusnahan PEMUSNAHAN RESEP OBAT   Pada penyimpanannya dalam jangka waktu tertentu, resep harus segera dimusnahkan. Berikut tata cara pemusnahan resep yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan : 1....